Brutalnya Aksi Geng Motor Tewaskan Gadis Cantik di Movie Vina: Sebelum 7 Hari

0

 Surabaya - Kisah tragis menimpa wanita bernama Vina asal Cirebon. Dia tewas jadi korban pembantaian geng motor hingga diangkat ke layar lebar. Kisah korban bernama Vina ini populer pada masanya. Sebab arwah korban yang masih di bawah umur, mengungkap kasus ini dengan memasuki tubuh sahabatnya.

Karakter-karakter yang ada di film pun sesuai dengan aslinya. Meski cerita yang ditampilkan agak sedikit berbeda dengan versi aslinya, film ini sama sekali nggak mengubah konteks yang disampaikan.


Baik Vina versi asli maupun versi film, keduanya korban dari kekejian geng motor. Usut punya usut, dalang di balik penganiayaan ini merupakan seorang anak polisi. Brutal! Nggak cuma jadi korban pembunuhan, sebelum ajalnya, Vina sempat diperkosa ramai-ramai. Bahkan digilir setelah dipukul dengan benda tumpul berkali-kali.





Barulah mendekati ajalnya, Vina dibawa ke jalan layang dan digeletakan di pinggiran seolah-olah jadi korban kecelakaan. Vina nggak sendirian, dalam filmnya, orang yang menjemputnya juga jadi korban kekerasan.

Sedangkan, versi aslinya, korban dari penganiayaan geng motor tersebut, yakni dirinya dan sang kekasih, Rizky.


Film Vina menceritakan jenazah Vina (Nayla Purnama) ditemukan di jalan layang Cirebon dianggap mengalami kecelakaan motor tunggal.

Sang nenek (Lydia Kandou) curiga karena tubuh cucunya remuk tak wajar. Namun nggak punya bukti yang cukup buat membuktikan kebenaran dari kematian cucunya. Sebelum 7 hari usai kematiannya, Vina merasuki tubuh sahabatnya, Linda (Gisellma Firmansyah) demi ungkapkan kebenaran.


Vina diceritakan jadi arwah gentayangan karena urusannya belum selesai. Dengan alur maju-mundur, penonton dengan mudah memahami kasus penganiayaan ini. Tentunya, film ini sukses membuat penonton terhanyut ke dalam cerita dan turut merasakan penderitaan Vina.

Film ini bisa menyampaikan pesan moral yang cukup pada penontonnya. Lewat film ini, kita bakal melihat contoh penerapan hukum yang tumpul ke atas, tajam ke bawah.

"Di Indonesia tuh hukum belum berjalan semestinya. Yang ingin disampaikan lewat film ini, yuk sama-sama build awareness. Kita stop sampe di sini, jangan ada Vina lainnya. Yang kita mau sampaikan terutama ke pemerintah, pihak berwenang yang lain, ayo sama-sama kita tegakkan hukum. Jangan tumpul ke atas, tapi tajam ke bawah," ujar Anggy Umbara selaku sutradara film Vina: Sebelum 7 Hari saat press screening film pada Senin (6/5/2024).

Dirinya juga berharap, film ini nggak hanya jadi tontonan saja, tetapi juga jadi sarana untuk memberi doa bagi Vina.



Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)